Kamis, 19 Mei 2016

19 Mei 2016

19 Mei 2016


Show pop-ups: tayangkan sembul
Block pop-ups: cegah tayangan sembul
Pop-ups ads: iklan sembul
Pop-up video:  video sembul
Pop-up video play: tayangan video sembul

Senin, 16 Mei 2016

16 Mei 2016

16 Mei 2016

Sidebar: bilah sisi
Enhanced: Tiningkat
Enhanced Feature: Fitur tiningkat
Enhanced Messaging: Pesan tiningkat

Senin, 02 Mei 2016

3 Mei 2016

3 Mei 2016

Bug: kutu
Debug*: selisik **
Debugging: Penyelisikan

Debugging  jika dianalogikan sama dengan selisik yang secara harfiah merupakan upaya untuk mencari dan menyingkirkan kutu dari rambut. 






*To debug a program or hardware device is to start with a problem, isolate the source of the problem, and then fix it.
** Selisik adalah kata kerja:
1. menyingkap-nyingkap (rambut, bulu) untuk mencari kutu;
2. (ki) mencari (keterangan dsb); mengusut dengan teliti; menyelidiki: - bukti; - perkara

2 Mei 2016

2 Mei 2016


Tidak banyak kosakata Inggris menarik yang saya temukan sepanjang minggu ini. Berikut adalah sedikit diantara istilah inggris yang kerap saya temui di media massa beserta padanannya dalam bahasa indonesia:

Marketplace: pasarloka
Wallpaper: 1. kertas dinding 2. gambar latar*
Screensaver: gambar senggang **





*Wallpaper is a Windows-specific term. On a Mac it is called the desktop background. I believe Linux and many other platforms follow the same generic term (background or desktop background).

Background image/desktop background are more appropriate general-use terms.

** A screen saver is an animated image that is activated on a personal computer display when no user activity has been sensed for a certain time.

Kamis, 17 Maret 2016

18 Maret 2016

18 Maret 2016


Screen capture: petikan layar
Smart capture: petikan cerdas
Smart Scroll: gulir cerdas
Scroll Capture: petikan gulir

Thumbnail: 1. kuku jempol 2. tinjauan kecil
Image thumbnail: tinjauan kecil gambar
Video thumbnail: tinjauan kecil video
Thumbnail sketch: sketsa kuku ibu jari

Screenshot: potret layar
Snapshot: 1. potret gegas 2. rekaman utuh
Disk Images: rekam gambar cakram

A hard drive snapshot includes the full directory structure of a hard disk, including all folders and files on the disk (rekaman utuh kandar keras memuat seluruh struktur direktori pada sebuah cakram keras yang mencakup pula seluruh folder dan berkas yang tersimpan didalamnya). This type of backup may also be referred to as a "disk image." (tipe pencadangan seperti ini juga kerap disebut sebagai "rekam gambar cakram"). Disk images allow the full disk to be restored in case the primary disk fails (rekam gambar cakram memungkinkan seluruh isi data dalam cakram dipulihkan ketika cakram utama mengalami kegagalan fungsi). Many backup programs that create snapshots also allow specific files to be recovered from the snapshot, instead of having to restore the complete backup (kebanyakan program pencadangan yang menghasilkan rekaman utuh memiliki kemampuan pula untuk memilih berkas mana yang ingin dipulihkan ketimbang harus menempuh seluruh proses pemulihan cadangan data). Since snapshots are mainly used for backup purposes, it is wise to save the snapshot to a secondary hard drive, removable drive, or optical media, such asCDs or DVDs (Karena rekaman utuh biasanya digunakan untuk keperluan pencadangan, menyimpannya ke tempat penyimpanan data kedua seperti kandar keras, kandar berpapas, atau media optik CD atau DVD tentu merupakan langkah bijak yang mesti diperhatikan).

13 Maret 2016

13 Maret 2016



Meskipun tulisan ini berada paling depan, bukan berarti materi yang disajikan ditulis lebih akhir. Materi tulisan ini saya tulis pada tanggal 13 Maret, namun rupanya saya lupa menekan tombol publish, sehingga tulisan ini tersimpan sebagai draft.

Converse: cakap
Talk: bincang
speak: bicara
speech: wicara
chat: obrolan

Conversation: percakapan
Push to talk: tekan untuk bincang
Cross talk: silang bincang
speaker: 1. pembicara 2. pelantang
text-to-speech: teks-ke-wicara
online chat: obrolan daring

Video chat: obrolan video
Text chat: obrolan teks
Group chat: obrolan kelompok



17 Maret 2016

17 Maret 2016

Menyambung tulisan sebelumnya mengenai perbedaan erase dengan delete, saya mendapati padanan sasap yang saya tawarkan sebelumnya bukanlah istilah yang lazim digunakan oleh orang Indonesia. Oleh karena itu, memilih kata lain yang lebih sering digunakan tentu merupakan suatu keharusan. Setelah mencari-cari dalam kamus, akhirnya saya menemukan kata pupus rupanya lebih pas digunakan sebagai padanan bagi delete. Sementara itu, hapus sebaiknya digunakan sebagain padanan bagi erase karena mempunyai makna menghilangkan tulisan, gambar dan noda sebagaimana ditunjukkan pada kedua kamus bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.

Kata lain yang perlu segera ditemukan padanan indonesianya adalah thumbnail yang merupakan istilah khusus dalam bidang Teknologi Informasi. Meskipun dalam glosarium Indonesia kata ini kerap diterjemahkan menjadi gambar kecil, penggunaannya kurang diterima luas oleh masyarakat lantaran pilihan katanya yang cenderung ganjil dan menimbulkan kerancuan. Sayangnya, sampai saat ini saya sendiri belum mempunyai ide mengenai kata apa yang sebaiknya digunakan sebagai padanan thumbnail. Barangkali ada dari pembaca di sini yang mempunyai saran? Saya persilakan untuk meninggalkan komentar di kolom yang tersedia.

Kamis, 10 Maret 2016

11 Maret 2016

11 Maret 2016

Berikut pasangan istilah Inggris berikut padanannya dalam bahasa Indonesia:

Install: pasang
Uninstall: tanggalkan

Mount: Lekap
Unmount: Rabut

Erase: sasap
Delete: hapus

Menyasap: menyiangi rumput, menghapus (tulisan dsb)

Remove: papas
Clear: kuras

Remove Account: papas akun
Clear Cache: kuras tembolok
Removable Drive: Kandar berpapas
Clear Default: kuras semula

Papas: melepaskan atau mengambil

Minggu, 28 Februari 2016

29 Februari 2016

29 Februari 2016

Di hari yang hanya datang sekali dalam empat tahun ini, saya ingin menuangkan beberapa hal terkait dengan bahasa Indonesia. Hal pertama yang ingin saya angkat adalah tentang pedoman pembentukan Istilah dalam bahasa Indonesia. Seperti diungkapkan dalam pedoman pembentukan istilah Badan Bahasa, pembentukan istilah dapat berlangsung melalui proses penerjemahan dan penyerapan. Dalam proses penerjemahan, para pakar dimungkinkan untuk memilih menggunakan konsep atau maksud dari istilah tersebut ataupun menerjemahkannya secara harfiah. 

Dalam bahasa Inggris, penerjemahan langsung ini biasanya dikenal dengan istilah loan translation. Seluruh kata yang membentuk unsur istilah diterjemahkan secara serta merta ke dalama bahasa sasaran. Agar dapat menghasilkan istilah yang akurat, mudah dicerna serta lengkap tanpa harus mengorbankan bahasa Indonesia, penerjemahan langsung seperti ini sudah sepatutnya mendapatkan perhatian lebih. Sayangnya dalam pedoman pembentukan istilah yang ada, Badan Bahasa hanya menyertakan contoh penerjemahan langsung dari bahasa Inggris dan mengabaikan peran bahasa asing lain dalam proses melahirkan istilah baru ini.

Seperti sudah jamak diketahui, Bahasa Indonesia adalah bahasa yang banyak sekali menyerap kosa kata dari bahasa asing seperti bahasa Arab, Belanda, Portugis, Sansekerta serta bahasa daerah lain di Indonesia seperti dayak, jawa dan sebagainya. Dengan khazanah bahasa nusantara yang berlimpah hingga mencapai sekitar 300 buah, rasanya tidak ada salahnya bila para pakar turut pula melibatkan bahasa daerah dalam upayanya untuk mengembangkan istilah baru.

Istilah yang lahir dari penerjemahan langsung bahasa belanda yang telah memiliki posisi mantap dalam bahasa indonesia sudah seyogianya tidak dikorbankan demi mengedepankan penggunaan bahasa Inggris yang dewasa ini kian populer keberadaannya. Apalagi proses pembentukan istilah yang digiatkan oleh Badan Bahasa ini melibatkan pula negara serumpun yang notabene merupakan negara bekas jajahan Inggris. Jika proses pembentukan istilah ini tidak dilakukan dengan cermat, hal ini dikhawatirkan dapat mengikis  jati diri bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan sekaligus jati diri kita sebagai bangsa indonesia.

Berikut  penulis sertakan dua contoh istilah yang sebaiknya dipertahankan penggunaannya demi mempertahankan jati diri bahasa dan bangsa Indonesia:

Restaurant : Rumah Makan (Bld: eethuis)
Hospital: Rumah Sakit (Bld: ziekenhuis)

Bagaimana menurut Anda?

Senin, 22 Februari 2016

23 Februari 2016

23 Februari 2016

Hari ini saya ingin meralat tulisan saya sebelumnya tentang firmware yang diterbitkan di blog ini pada tanggal 27 Januari 2016. Meski secara bahasa kata pagun dapat dibenarkan sebagai padanan bagi firm, namun saya menyadari sepenuhnya kalau kata ini bukanlah kata yang lazim dikenal oleh masyarakat. Untuk itu, agar dapat lebih mudah diterima pakai oleh pengguna bahasa Indonesia. memilih kata lain dengan bunyi mirip tentu dapat digunakan sebagai pertimbangan utama saat menentukan padanan sebuah istilah asing.

Dalam KBBI, saya menemukan kata begar yang secara pelafalan berdekatan dengan tegar serta memiliki makna yang juga bersinonim. Dengan demikian firmware dapat diterjemahkan menjadi perangkat begar menggantikan perangkat pagun yang saya usulkan sebelumnya.

Bagaimana menurut pembaca?

Minggu, 21 Februari 2016

21 Februari 2016

21 Februari 2016

Hari ini saya ingin melanjutkan membahas tulisan pertama saya tentang edge screen yang ada pada ponsel pintar Samsung. Meski secara bahasa kata pias dapat dibenarkan sebagai padanan bagi Edge, namun saya menyadari sepenuhnya kalau kata ini bukanlah kata yang lazim dikenal oleh masyarakat. Secara kebetulan ketika membuka Facebook, saya menemukan kata seperti beranda ternyata dapat menjadi padanan bagi Home setelah mendapatkan banyak dukungan dari pengguna Facebook asal Indonesia. Dengan modal penerjemahan komunitas, penemuan padanan bagi seluruh istilah pada Facebook dapat berjalan dengan lebih cepat dan karenanya lebih mudah untuk diterima.

Kembali ke padanan Edge, saya menemukan penggunaan istilah bangunan ternyata lebih banyak disukai dan dikenali oleh pengguna Internet Indonesia. Oleh karena itu, tidak ada salahnya bila kata seperti serambi yang lebih sering digunakan dapat menjadi padanan bagi Edge. Saya kira seluruh masyarakat tentu tahu makna serambi yang merupakan bangunan beratap yang posisinya di pinggir atau halaman bangunan utama.

Dengan demikian saya mengusulkan:

1. Edge Screen: serambi layar
2. Apps Edge: Aplikasi serambi
3. People Edge: Serambi Nara
4. Edge Lighting: Lampu Serambi
5. Edge Panel: Panel Serambi

Bagaimana menurut pembaca?

Sabtu, 13 Februari 2016

14 Februari 2016

14 Februari 2016

Pada hari kasih sayang yang mengharu-biru ini, izinkan saya mengucapkan sekalung cinta buat pembaca sekalian ^_^. Pada hari yang cerah cenderung panas ini, saya kembali ingin menuangkan gagasan saya tentang padanan istilah-istilah asing yang populer di Indonesia:


Bungee Jumping: lompat layang
Push-up: tekan tubi
Scout Jump: lompat jongkok
Wearable: sandang
 - Wearable device: peranti sandang
 - SmartWear: sandang pintar
Removable: terasak
 - removable disk: cakram terasak
 - removable drive: kandar terasak

Jumat, 12 Februari 2016

12 Februari 2016

12 Februari 2016

Di hari yang mendung ini saya ingin menuangkan usulan padanan beberapa istilah asing berikut:

Backless Dress: gaun terbuka punggung
Back Up: rekam cadang
Drive: Kandar
 - Driver: pengandar
 - Hard Disk Drive: Kandar Cakram Keras
 - Solid State Drive: Kandar Kejat
 - Network Drive: kandar jaringan
Dashboard: bilah lawa

Jangan lupa tinggalkan komentar untuk memberikan saran.


Selasa, 09 Februari 2016

10 Februari 2016

10 Februari 2016

Kata yang menunjukkan keterangan hari seperti besok, esok dan kemarin merupakan kata yang terbilang sering dipakai dalam bahasa sehari-hari, Meski untuk pemakaian formal menyebutkan tanggal dan nama hari lebih tepat untuk digunakan, namun penggunaannya dalam bahasa lisan tentu tetap perlu untuk diperhatikan. 

Dalam KBBI edisi keempat, lusa merupakan hari sesudah besok alias dua hari dari sekarang. Sementara, kemarin dulu merupakan hari sebelum kemarin atau dua hari yang lalu. Kebiasaan menyebut peristiwa yang terjadi dua hari lalu dengan kemarin lusa tentu merupakan kebiasaan salah yang sayangnya kerap sekali mendapatkan pembenaran dengan seringkalinya kata ini ditayangkan di televisi.

Kata kemarin juga sering digunakan secara salah dengan mendampingkannya dengan kata minggu atau pekan. Kesalahan dalam penggunaan ini biasanya bersumber dari kebiasaan lisan masyarakat Jakarta yang dipengaruhi oleh bahasa betawi dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan untuk kata esok, kata ini biasanya untuk menunjukkan waktu di masa datang tanpa ada keterangan kapan waktu persisnya akan terjadi.

Bagi Anda para penggemar karya sastra, kata seperti tulat dan tubin juga cukup sering digunakan untuk menunjukkan peristiwa yang terjadi masing-masing pada tiga hari dan empat hari dari sekarang.

Sabtu, 06 Februari 2016

7 Februari 2016

7 Februari 2016

Dalam Wikipedia Indonesia (https://id.wikipedia.org/wiki/Anak_cucu), pembaca dapat melihat bagaimana orang Indonesia menyebut garis keturunan mereka mulai dari garis keturunan lurus ke atas maupun lurus ke bawah. Sayangnya bahasan soal garis keturunan tersebut hanya berhenti sampai ke tingkat ketiga. Lucunya pembahasan silsilah tersebut justru lebih banyak mengacu kepada bahasa Jawa daripada Bahasa Indonesia. Sangat disayangkan bila ensiklopedi maya sekelas Wikipedia ternyata memuat artikel yang berasal dari kontributor yang pengetahuan bahasanya ternyata sangat minim kalau tidak boleh dibilang nol.

Sebagai sebuah situs yang menyajikan informasi ilmiah, sudah sepantasnya bagi para kontributor Wikipedia untuk lebih merujuk ke KBBI ketika mengulas tentang nama-nama sebutan untuk garis keturunan lurus ini. Tentu mengundang pertanyaan besar bila untuk artikel yang mengulas tentang geografi dan bidang-bidang ilmu lain, Wikipedia sampai harus merasa perlu untuk mencantumkan sumber rujukan. Lantas mengapa jika menyangkut bahasa, Wikipedia dengan begitu entengnya mengangkat artikel tanpa berlandaskan pada rujukan yang valid? 

Lalu sebutan apa saja yang diberikan oleh Bahasa Indonesia terhadap garis keturunan langsung dari atas hingga kebawah?

  • Garis keturunan ke atas: Saya - Orang Tua - Kakek/Nenek/Datuk - moyang - buyut - cakawari/cilawagi - nenek moyang
  • Garis keturunan ke bawah: Saya - Anak - Cucu - Cicit - Piut - Oneng-oneng/Anggas - Piut-miut

Jumat, 05 Februari 2016

6 Februari 2016

6 Februari 2016

Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan pertama kali dinyatakan secara resmi pada tanggal 28 Oktober 1928. Hari yang dikenali sebagai hari sumpah pemuda ini mejadi tonggak perjuangan penduduk Hindia Belanda sebagai satu bangsa yang satu yaitu Bangsa Indonesia. Jika sebelumnya perjuangan mengusir penjajah asing dilakukan atas dasar pembelaan terhadap raja dan para tetua suku, maka sejak tanggal 28 itulah perjuangan memerdekakan rakyat dari penjajahan mulai menemukan bentuknya. Sebagai negara yang mengambil bentuk republik, kewujudan Indonesia sebagai sebuah negara tentu memerlukan perangkat-perangkat kenegaraan yang lebih mengedepankan pada semangat kesetaraan, persaudaraan dan kebersamaan sebagai sebuah bangsa. 

Salah satu alat pemersatu penting sebuah bangsa adalah bahasa. Dengan keberadaan bahasa Melayu yang telah lama mengakar dalam masyarakat Indonesia, maka menjadi wajar bila pada akhirnya bahasa inilah yang dipilih sebagai bahasa nasional. Namun demikian lantaran perbedaan corak pemerintahan, Bahasa Melayu yang berkembang di Indonesia pun tentu akan lebih banyak diwarnai oleh simbol-simbol republik yang mengedepankan kesetaraan manusia didepan hukum.

Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam Kongres Bahasa Indonesia I di Solo pada tahun 1939:

"Jang dinamakan ‘Bahasa Indonesia’ jaitoe bahasa Melajoe jang soenggoehpoen pokoknja berasal dari ‘Melajoe Riaoe’, akan tetapi jang soedah ditambah, dioebah ataoe dikoerangi menoeroet keperloean zaman dan alam baharoe, hingga bahasa itoe laloe moedah dipakai oleh rakjat di seloeroeh Indonesia; pembaharoean bahasa Melajoe hingga menjadi bahasa Indonesia itoe haroes dilakoekan oleh kaoem ahli jang beralam baharoe, ialah alam kebangsaan Indonesia."

Penyesuaian yang dilakukan oleh para pendiri bangsa ini umumnya dengan cara menghilangkan beberapa kosakata yang bernuansa feodalisme yang menjadi ciri khas bahasa kerajaan Melayu di masa itu. 

Namun begitu ketika orde lama berakhir dan seorang presiden kelahiran Jawa mulai memegang tampuk pimpinan dengan gaya kekuasaan absolut ala kaum ningrat Jawa, Bahasa Indonesia pun sekali lagi harus dipaksa mengalami pengubahan yang menjadikannya bercorak kejawen, Eufimisme kembali digalakkan dengan mengganti kata yang bermakna lugas khas bahasa kaum revolusioner menjadi kata yang lebih berciri khas kaum ningrat Jawa yang penuh dengan sopan santun serta sarat dengan basa-basi.

Slogan-slogan revolusi yang digaungkan oleh bung Karno, coba dikikis penggunaanya dengan menawarkan istilah jawa sebagai penggantinya. Berdikari yang merupakan slogan populer era orde lama diganti dengan mandiri dan maknanya pun mulai menghilang dari buku-buku pelajaran. Lucunya, kata hasil kreasi Bung Karno yang merupakan akronim dari Berdiri Diatas Kaki Sendiri ini justru menjadi begitu laris dan populer di negara jiran Malaysia hingga saat ini.

Kamis, 04 Februari 2016

5 Februari 2016

5 Februari 2016


Berikut ini beragam istilah jatuh dalam bahasa Indonesia berdasarkan pada posisi dan keadaannya:

1.   Jatuh dari tangga atau ke depan: terjerembab, 
      Dia jatuh terjerembab dari tangga.
2.   Jatuh dari sepeda: terpelanting, terkatah-katah
      Ahmad jatuh terpelanting dari sepeda
3.   Jatuh ke dalam lubang: terperosok, tergerupuk
      Aziz terperosok ke dalam sumur tua yang ada di pinggir hutan.
4.   Jatuh ke dalam sungai: tercebur
      Arif basah kuyup badannya lantaran tercebur saat menyeberangi sungai
5.   Jatuh berbaring: terjengkang, rebah, tertelentang, tercelentang, terjelepak, terjelepok, terjerangkang
6.   Jatuh melayang-layang: meloyong, menjerbak
7.   Bunyi benda besar yang jatuh ke dalam air: redum, gelepung
8.   Bunyi benda kecil yang jatuh ke dalam air: celebuk, cepuk
9.   Pohon berjatuhan karena badai: tumbang
10. Jatuh karena dipukul (orang) atau dipalu (bangunan): roboh
11. Jatuh karena lapuk atau tidak kuat menahan bebab: runtuh
12. Jatuh karena kakinya terhalang sesuatu: tersandung, tertadung, tergelincuh, terjerembat, terjerunuk
13. Jatuh dengan dua kaki terbuka lebar (misal saat menyeberangi parit): terkangkang, terjangkang
14. Terhuyung-huyung seperti akan jatuh: sempoyongan
15. Jatuh dalam posisi terduduk: tersimpuh
16. Menjatuhkan orang dengan memasang kaki: menyimpuk, menjegal
17. Jatuh terjerembab dengan mukanya mencium tanah: tersungkur, tertelungkup, tergelangsar, terjerumus
18. Jatuh dengan kepala di bawah: terjungkir, terjunam
19. Menjatuhkan diri ke tanah lantaran bom atau gempa bumi: bertiarap
20. Kejatuhan benda berat: tertimpa
21: Jatuh merosot: terperosot
22. Bunyi benda ringan yang jatuh ke tanah: debap
23. Bunyi benda berat yang jatuh ke tanah: debam
24. Bunyi buah masak jatuh ke tanah: debuk, lebap
25. Bunyi barang jatuh ke air: cempung, dempung
26. Bunyi benda-benda kecil jatuh: cerup, kelepik
27. Bunyi uang logam yang jatuh: dencing, denting
28. Bunyi buah kelapa jatuh ke tanah: debum. dembam
29. Bunyi anak kecil terjatuh yang baru bisa berjalan: dempam
30. Bunyi tong kosong berjatuhan: berdempang-dempang
31. Bunyi buku atau benda agak berat yang jatuh ke lantai: depak, lepak
32. Bunyi air hujan yang jatuh di kaca: berderai
33. Bunyi benda jatuh terbenam ke dalam lumpur: desup
34. Bunyi air hujan jatuh diatas genting: detap
35. Terdorong ke depan sampai hampir jatuh: terdohok
36. Jatuh dengan perut dan dada ke depan: terhempas, terempap
37. Jatuh terduduk di kursi karena terkejut atau kaget: terperenyak
38. Jatuh karena licin: tergelincir, terpeleset
39. Bunyi setumpuk kertas jatuh: gelebap
40. Jatuh berserakan seperti buah jatuh dari bakul: tergelebar
41. Bunyi piring seng jatuh: gelemprang
42. Jatuh meninggal: tergelimpang, tergelintang, 
43. Jatuh berguling-guling: gelundung, terjungkal, rebah-rempah, tergolek. terhembalang
44. Bunyi barang yang berat dan besar jatuh: gerdam, gerdum, kerdam
45. Jatuh tertancap ke tanah: terhunjam
46. Bunyi seperti batu kecil jatuh di papan: keletak
47. Bunyi uang logam membentur batu: keletang
48. Bunyi benda kecil jatuh ke lantai: keletik
49. Bunyi batu jatuh di tanah: lebuk
50. Bunyi benda sangat ringan di lantai: lepik


Rabu, 03 Februari 2016

4 Februari 2016

4 Februari 2016

Macam-macam bau dan rasa dalam bahasa Indonesia:
Anyir: Bau seperti ikan
Amis: anyir
Angit/hangit: berbau seperti kerak terbakar
Apak: Berbau tak sedap karena lapuk
Aring: Berbau seperti air kencing, pesing
Bacin: Berbau busuk seperti bau ludah
Bangar: Berbau busuk seperti bangkai
Basi: Berbau seperti makanan busuk
Bengu: Berbau tidak sedap seperti tembakau yang sudah lama disimpan
Cengis: Berbau seperti kerak terbakar, angit
Engas: Bau keringat
Hancing: Berbau seperti air kencing, pesing
Haring: Berbau seperti air kencing, pesing
Kahang/Kohong: Berbau busuk seperti bangkai, bangar
Laas: Hilang baunya atau khasiatnya karena sudah terlalu lama disimpan
Lahak: Berbau busuk
Langu: Berbau atau berasa seperti ketela mentah
Lantung: Bau bangkai yang sudah hancur membusuk
Making: Berbau sangat busuk
Malis: Berwarna pucat atau berbau kurang keras
Maung: Berbau yang menyebabkan perut mual
Pacau: Barang berbau busuk yang diletakkan untuk menakut-nakuti burung
Pahang: Bau tidak sedap
Pedar: getir, tengik dsb.
Pengap: Tidak segar karena kurang oksigen
Perengus: Berbau seperti kambing atau biri-biri
Pering: Berbau seperti jengkol, petai dsb.
Pesing: Berbau seperti air kencing
Sangar: Berbau seperti bawang
Sangit: Berbau seperti kerak terbakar
Sengir: Berasa dan berbau seperti kulit jeruk
Tengik: Berbau busuk seperti minyak goreng yang sudah lama.

Selasa, 02 Februari 2016

3 Februari 2016

3 Februari 2016




March: berbaris
Kami berbaris melalui penjuru kota
Stride: menjangkah
Dia menjangkah melintasi kamar
Hobble: Terseok-seok
Mengapa kau berjalan terseok-seok? Apa kau terluka?
Parade: pawai
Ia berjalan menuju kantor layaknya seorang presiden yang sedang berpawai
Sashay: melenggak-lenggok
Para peragawan dan peragawati melenggak-lenggok di dalam ruangan untuk menjalani sesi pemotretan
Sleepwalk: tidur sambil jalan
Istriku mengatakan kalau aku tidur sambil jalan
Wade: menerobos
Kami berjalan menerobos kerumunan orang




Selasa, 26 Januari 2016

27 Januari 2016

27 Januari 2016

Firmware dan software tentu merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi bagi pengguna ponsel cerdas Android yang hobi ngoprek. Meski dalam pemakaian sehari-hari kedua istilah ini sering dianggap sama, namun dalam praktiknya keduanya sebenarnya memiliki definisi yang berbeda. Software merupakan sekumpulan instruksi digital yang berfungsi untuk mengendalikan kerja hardware.  Software dimuat dari penyimpan ke RAM berdasarkan permintaan dan dirancang supaya lebih mudah untuk diubah (Software is loaded from storage (flash, disk, network, etc) into the computer's operating memory (RAM) on demand, and is designed to be easy to change). Sedangkan firmware merupakan kelas software yang sengaja dibuat supaya tidak mudah untuk diubah. Pada komputer, firmware merupakan software bawaan seperti BIOS yang memerlukan tindakan khusus untuk mengubahnya. 

Software dalam bahasa Indonesia kerap diterjemahkan menjadi perangkat lunak, sementara firmware dalam Glosarium Badan Bahasa diterjemahkan menjadi perangkat tegar. Tegar disini merujuk pada sifatnya yang tidak mudah berubah. Namun demikian dalam bahasa Indonesia, tegar biasanya memiliki konotasi yang bertalian dengan keteguhan pendirian atau ketabahan dalam menghadapi ujian. Adanya perbedaan dalam konotasi inilah yang menyebabkan istilah ini menjadi jarang sekali diadopsi. Untuk itu perlu kiranya mengganti istilah tegar ini dengan istilah lain yang tidak mengandung konotasi lain. Pilihan saya jatuh pada pagun yang memiliki pengertian kukuh. Dengan demikian, firmware dapat diterjemahkan menjadi perangkat pagun.

Senin, 25 Januari 2016

25 Januari 2016

25 Januari 2016




Amble: Berjalan santai
Kami berjalan santai menyusuri pantai
Limp: Terhuyung, terseok-seok, gontai
Atlet yang cedera itu berjalan terseok-seok meninggalkan lapangan
Swagger: Berjalan kacak
Dia berjalan kacak menghampiri wanita cantik itu
Lumber: Berderap-derap
Kawanan gajah berderap-derap melintasi ladang
Shuffle: Menyeret kaki
Manula itu menyeret kakinya sepanjang ruangan
Waddle: Menyerong, merudu
Pria bertubuh kecil itu berjalan menyerong ke arahku
Meander: Merambang-rambang, mondar-mandir, berputar-putar
Selama dalam perjalanan, kami berputar-putar mengelilingi kota
Edit: Swagger--> berjalan kacak

Minggu, 24 Januari 2016

24 Januari 2016

24 Januari 2016

Kepalaku terasa berat hari ini setelah seharian keliling Jakarta-Bekasi. Menyambung luahan gagasan saya kemarin, pada hari ini saya ingin mengungkap beberapa conton inkonsistensi Ejaan Baku Bahasa Indonesia yang berkaitan dengan kosakata serapan asing. Dalam menuliskan kosakata serapan, bahasa Indonesia umumnya menempuh salah satu dari ketiga cara berikut:

1. Ejaan diubah mengikuti pengucapan, Televisi, fungsi, petisi adalah contoh kata serapan yang masuk  dalam kategori ini.
2. Ejaan tetap namun pengucapan berubah. Bank, modem, jum'at, intern adalah contoh kata yang ejaannya tidak mengalami perubahan namun ucapannya disesuaikan dengan kaidah pengucapan yang lazim dipakai oleh orang Indonesia.
3. Ejaan dan pengucapan tetap. Shuttle cock, reshuffle, ebola, SARS adalah contoh kata yang masuk dalam kategori ini.

Selain ketiga kategori diatas, ternyata saya menemukan satu kategori lagi:

4. Ejaan dan pengucapan baku menurut KBBI namun sayang mayoritas rakyat Indonesia enggan mengikutinya karena berbagai alasan. Shalat dan ramadhan adalah contoh kata yang masuk dalam kategori ini. Pembaca tentu bisa merasakan sendiri bahwa sebagian besar Muslim tentu akan lebih nyaman menuliskan menshalatkan jenazah ketimbang menyalatkan jenazah. 

Jadi masih perlukah bagi Badan Bahasa untuk mempertahankan sikap keras kepalanya dalam hal ini? Tidak sadarkah mereka bahwa usaha yang mereka lakukan itu sia-sia belaka? 

Bahasa adalah benda hidup yang akan terus berkembang. Segala upaya untuk mengatur dan mengendalikannya merupakan usaha yang niscaya akan berakhir dengan kegagalan. Satu-satunya hal yang bisa kita lakukan adalah dengan berupaya menganalisanya sehingga dapat mengajarkannya kepada semua orang guna menciptakan kesamaan pemahaman yang pada gilirannya inilah yang seharusnya disebut baku. Bagaimana menurut pembaca?

Jumat, 22 Januari 2016

23 Januari 2016

23 Januari 2016

Hujan semalaman benar-benar membuat otakku begitu beku sehingga sulit berpikir. Setelah menyelesaikan unduhan drama Korea, sekaranglah waktunya untuk kembali menuliskan uneg-uneg yang ada di pikiranku. Pernahkah pembaca mempertanyakan soal ejaan yang disempurnakan atau lazim disingkat EYD yang pertama kali diresmikan pada bulan Agustus 1972 itu? Tahun dan bulan ini juga dijadikan sebagai tonggak pertama bagi Malaysia untuk memulai ejaannya yang baru. Hadir dengan nama ejaan rumi, Malaysia berupaya menghilangkan jejak kolonialisme Inggris dari bahasa Melayu yang merupakan bahasa resmi negeri monarki tersebut.

Malaysia menunjuk Dewan Bahasa dan Pustaka sebagai lembaga yang berwenang mengurusi bahasa, sementara Indonesia mendirikan Pusat Bahasa untuk menjalankan fungsi yang kurang lebih sama. Sebagai penguasa kelahiran jawa, Presiden Soeharto mencoba mewarnai ejaan yang diusulkannya dengan aksen berbicara orang Jawa ketika menggunakan bahasa persatuan ini. Salah satu kata yang jadi korban penjawaan tersebut adalah huruf h dan f.

Seperti sudah jamak diketahui, bahasa Jawa adalah bahasa yang ditulis menggunakan aksara jawa yang menurut sejarahnya merupakan hasil modifikasi dari aksara Pallawa asal India. Aksara hasil gubahan Ajisaka ini bahkan masih terus digunakan meski pengaruh Islam sudah mulai masuk di tanah jawa.

Salah satu ciri utama aksara Jawa yang sangat menonjol adalah absennya huruf F. Seluruh kosakata yang berhuruf awal F yang berasal dari bahasa Arab semuanya dituliskan dengan menggunakan aksara Pa. Ciri yang melekat pada aksara Jawa ini kemudian coba dipaksakan penerapannya pada bahasa Indonesia dengan mengganti seluruh kosakata F yang berasal dari bahasa Arab dengan huruf P. Pikir, Paham, Napas, adalah beberapa contoh kosakata Melayu dari Arab yang ditukar paksa ejaannya.agar selaras dengan bahasa jawa yang memang tidak mengenal huruf F.

Ciri kedua yang juga melekat pada aksara Jawa adalah huruf Ha yang dibaca a. Dalam bahasa Jawa, kata-kata seperti Hutang dibaca utang meski aksara yang digunakan adalah huruf Ha yang mendapatkan suku untuk menghasilkan pengucapan U. Segera setelah mengetahui hal ini, Pusat Bahasa pun lantas mencoba untuk menyesuaikan dirinya dengan selera penguasa waktu itu dengan menghilangkan huruf H dalam terbitan kamus besar bahasa Indonesia yang terbaru.

Lucunya, pengubahan secara sengaja tersebut ternyata tidak berlaku alias dikecualikan bagi kata-kata yang diserap dari bahasa Belanda dan Inggris, Fungsi, fungi, konferensi adalah diantara contoh kata yang tidak diubah tersebut. Sementara untuk kata yang berawalan H, penghapusannya berlangsung secara tidak konsisten antara satu kata dengan kata lainnya. Kata-kata seperti hutang, himbau, hembus ditukar ejaannya dengan menghilangkan h didepannya, sementara kata seperti hitam, hirup, hangus, hitung tidak mengalami perubahan sama sekali.

Ketika masa reformasi bergulir dan para pemimpin datang silih berganti, persoalan kebahasaan inipun tidak kunjung mendapatkan perhatian dari pemerintah. Bahasa yang semestinya menjadi kebanggan bangsa Indonesia ini harus menjadi korban ambisi penguasa yang menganggap bahasa jati diri negara ini sebagai barang mainan yang bisa diperlakukan dengan sesuka hati. Mudah-mudahan kedepannya, pemerintah bisa mengambil perhatian lebih dalam menuntaskan masalah ini.

Kamis, 21 Januari 2016

22 Januari 2016

22 Januari 2016

Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Jika menilik pada penggunaannya, istilah ada yang digunakan secara meluas alias umum dan ada pula yang hanya digunakan untuk bidang ilmu tertentu. Dengan fungsinya yang berkait erat dengan konsep, proses dan sifat, pembentukan istilah sudah barang tentu memerlukan kecermatan yang sangat tinggi agar dalam penerapannya tidak menimbulkan kerancuan paham yang berujung pada kegagalan proses transfer ilmu dan teknologi dari bahasa asing ke bahasa Indonesia. Guna memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai perbedaan antara istilah dengan kata, berikut saya paparkan  contoh yang saya temui yang berkaitan erat dengan pekerjaan saya sehari-hari:


Pada Gambar diatas, pembaca bisa melihat sebuah aplikasi pencatat dari ponsel pintar Samsung bernama memo. Pada bagian atas, pembaca bisa melihat dari kiri ke kanan masing-masing list, pen, eraser, delete, save dan more. Pada buku panduan Samsung, pembaca bisa mengetahui fungsi dari masing-masing item tersebut:

1. List : Open the action memo list (buka daftar memo tindakan)
2. Pen : Write a memo or change the pen color (Tulis memo atau ubah warna pena)
3. Eraser: Erase the memo
4. Delete: Delete the memo
5. Save: Save the memo (Simpan Memo)
6: More: Acces Additional Options (Akses Pilihan Tambahan)

Pembaca dapat melihat bahwa pada nomor ketiga dan keempat, saya mengalami kesulitan dalam menerjemahkan kalimat bahasa Inggris yang sejatinya berisi penjelasan fungsi dari item menu dimaksud. Beruntung dengan adanya gambar yang disertakan, pembaca tentu sudah bisa menebak apa fungsi dari masing-masing item diatas.

Kerancuan yang timbul pada gambar dan keterangan yang disertakan diatas tentu bukanlah perkara yang bisa dianggap remeh. Apalagi bila hal tersebut terjadi pada buku teks acuan mata pelajaran atau mata kuliah. Perkaranya jadi makin pelik dan rumit jika penulis buku tidak menyertakan gambar sebagai penjelas konsep dari istilah yang diungkapkan. Dari sinilah perlunya dilakukan usaha yang serius lagi sungguh-sungguh guna menata istilah bahasa Indonesia agar dapat tampil menjelaskan konsep-konsep yang rumit dalam dunia modern yang berkembang kian pesat.

21 Januari 2016

21 Januari 2016

Hari ini saya menemukan istilah yang sudah begitu lazim digunakan dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Inggris. Ini adalah sebuah kata benda yang sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari yang kini kian dipengaruhi oleh keberadaan ponsel pintar. Meski benda ini sudah lebih dulu ada sebelum ponsel cerdas menjadi tenar seperti saat ini, namun rupanya hingga saat ini para pengambil kebijakan di negeri ini terkesan membiarkan istilah ini masuk begitu saja dalam bahasa persatuan kita tanpa ada upaya untuk membakukan ejaannya.

Benda yang kerap menemani para penglaju ibukota dalam perjalanan rutin menuju dan meninggalkan tempat kerja di pagi dan sore hari ini tidak lain adalah earset. Berbeda dengan earphone yang hanya khusus digunakan untuk keperluan mendengarkan musik, earset merupakan peranti bantu dengar yang juga memiliki kemampuan komunikasi dua arah dengan keberadaan mikrofon sebagai alat untuk menerima suara.

Sama seperti halnya dengan earset yang merupakan pasangan alat pengeluar suara dan penerima suara, headset juga merupakan peranti dengan fungsi sama yang penggunaannya dengan dikenakan pada kepala.

Bila pembaca menilik laman Badan Bahasa, sebenarnya para ahli bahasa yang duduk di lembaga yang dipandang paling autoritatif dalam menentukan standar bahasa ini sudah berupaya mengusulkan beberapa istilah. Berikut adalah beberapa istilah usulan Badan Bahasa tersebut:

Earphone: Pelantang Telinga/Peranti Dengar
Headphone: Telepon Kepala

Sayangnya, istilah usulan tersebut gagal menggantikan keberadaan istilah sumbernya lantaran kelemahan dalam menggambarkan konsep dari peranti yang coba dicarikan padanannya tersebut. Oleh karena itu ada baiknya apabila Badan Bahasa berupaya mencarikan istilah kuno yang memiliki makna mendekati untuk kemudian diperluas maknanya agar dapat memayungi konsep dari kedua istilah yang dibahas tersebut diatas.

Setelah membuka-buka KBBI, saya akhirnya menemukan kata hatif merupakan istilah arkais atau kuno yang kini tidak terpakai lagi yang menurut hemat saya sangat pas untuk menggantikan kata tersebut. Berikutnya tinggal tambahkan saja dengan kepala atau telinga. Sebagai informasi tambahan, Hatif sendiri merupakan padanan bagi telepon bagi bahasa Arab. Dijadikannya Hatif sebagai padanan telepon pada bahasa Arab ini sebenarnya merupakan hasil perluasan makna bisikan gaib yang ada dalam konsep sufi.

Singkat kata, berikut ini adalah istilah yang saya usulkan untuk menggantikan earphone, earset, headphone dan headset:

Earphone: Pelantang Telinga
Earset: Hatif Telinga
Headphone: Pelantang Hulu
Headset: Hatifka (hatif kepala)





Selasa, 19 Januari 2016

20 Januari 2016

20 Januari 2016

Pernahkah Anda tergelitik ingin mengetahui asal-usul flash memory? Mengapa chip penyimpan yang banyak digunakan pada era modern ini mendapatkan sebutan flash? Ternyata meski menyandang nama flash, chip memori yang kini banyak dijual dalam bentuk flashdisk ini tidak punya kaitan sama sekali dengan lampu kilat, petir atau media cahaya lainnya. 

Menurut sejarahnya, flash memori merupakan teknologi penyimpanan yang pertama kali ditemukan oleh Toshiba pada pertengahan dekade 1980-an. Sebutan flash diberikan berkat kesanggupan chip ini dalam melakukan penghapusan blok data secepat kilat (in a flash). Dalam Glosarium bahasa Indonesia, flash memory diterjemahkan menjadi memori kilat. Selain menggunakan kilat sebagai padanan flash, pembaca juga bisa memilih alternatif lain seperti denyar dan decap. 

Sementara itu untuk kata turunan seperti flashing yang berarti tindakan atau proses menghapus dan mengisikan data secara cepat pada memori, pembaca dapat menggunakan pendecapan atau pendenyaran. 

Senin, 18 Januari 2016

19 Januari 2016

19 Januari 2016

Di hari Selasa yang cerah ini, saya menemukan dua kosakata Indonesia yang acap dipakai di ponsel cerdas Android. Langsung saja kita tinjau kedua kosa kata tersebut:

1. Pesan
    Selain kerap dipakai untuk fitur SMS, kata turunannya seperti pesan suara juga acap dipakai sebagai padanan voice mail.
2. Surat
    Sama halnya dengan pesan, surat suara juga terkadang dipakai untuk menerjemahkan voice mail pada kebanyakan ponsel yang beredar di pasaran.

Bisa pembaca lihat dari kedua kosakata diatas, kedua kata tersebut memang sering bertukar tempat sehingga kerap membingungkan pengguna. Inkonsistensi dalam penerjemahan tersebut membuat banyak pengguna ponsel dewasa ini lebih memilih untuk menggunakan bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia sebagai bahasa pengaturan ponsel mereka. Ini belum termasuk sederetan kata turunan mail yang penggunaannya juga sangat sering ditemui di ponsel pintar. Berikut adalah beberapa contoh pasangan isitilah Inggris dan Indonesia yang berhasil saya temui di lapangan:

1. Voice Messages - pesan suara
2. Voice Mail - pesan suara
3. Voice Mail - surat suara
4. Mailbox - Kotak pesan
5. Mailbox - Kotak surat
6. Letter - Huruf - Surat

Demi alasan konsistensi, surat suara umumnya kerap dijadikan pilihan dibandingkan dengan pesan suara. Namun demikian, masalahnya tidak lantas selesai begitu saja. Surat suara sendiri di Indonesia merupakan sebutan bagi selembar kertas yang digunakan untuk memberikan suara dalam hajatan besar demokrasi alias pemilu. Kerumitan demikian tampaknya bukan hanya memusingkan ahli bahasa Indonesia, ahli bahasa serumpun juga mengalami hal serupa. Sebagai jalan keluarnya, ahli bahasa Malaysia memutuskan untuk menyerap saja istilah tersebut menjadi Mel.

Pertanyaan berikutnya adalah, apakah kita harus menempuh jalan serupa? Sebelum memutuskan menyerap kosakata tersebut, mari kita cari tahu lebih dulu padanan kata tersebut dalam bahasa Sansekerta atau bahasa Arab. Dalam bahasa Arab, ada barid sebagai pengganti mail dalam bahasa Inggris, sementara dalam bahasa Sansekerta saya belum mendapatkan padanannya. Bahkan dalam bahasa Hindi, mail juga ternyata ikut diserap jadi mel.

Barid ternyata merupakan salah satu entri dalam KBBI, sehingga alih-alih menggunakan mel tidak ada salahnya apabila kita mengambil kosakata dari bahasa Arab tersebut sebagai padanan bagi mail. Bagaimana menurut pembaca?

Minggu, 17 Januari 2016

18 Januari 2016

18 Januari 2016


Beberapa hari yang lalu, Saya secara tidak sengaja menemukan sebuah kosakata dalam aplikasi Android KBBI yang cukup membuat saya kagum dan tertegun. Kosakata tersebut adalah rua yang dalam KBBI memiliki makna banyak makan tempat, tidak ringkas, lebar dan luas. Dalam kamus bahasa Melayu terbitan Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia, rua juga memiliki arti yang kurang lebih sama. Ternyata nenek moyang Nusantara dahulu sudah memiliki kosakata pengganti "Bulky". Ya! Hasil penelusuran saya menunjukkan bahwa bulky itu merupakan kata sifat yang maknanya adalah memakan banyak tempat.

Lalu bagaimana dengan kata dasarnya, bulk? Tenang, Anda tak perlu khawatir karena bahasa Indonesia itu memiliki banyak kosakata warisan Nusantara yang siap dipakai untuk menjelaskan konsep asing yang berasal dari luar. Dalam kamus bahasa Inggris daring, bulk didefinisikan sebagai benda dengan ukuran yang besar atau sesuatu yang mempunyai wujud maha besar (the mass or magnitude of something large.). Jika merujuk pada pengertian tersebut maka kurang lebih ada tiga kata yang dapat dipakai sebagai padanan:

1. Limbak/lambak
2. Ruahan
3. Pukal

Sekian diskusi bahasa hari ini, kalau ada saran dan kritik silakan tinggalkan komentar di kolom yang disediakan.

Salam Satu Indonesia


17 Januari 2016

17 Januari 2016


Hari ini saya ingin mengajak pembaca mendiskusikan padanan bahasa Indonesia istilah asing yang kebetulan saya temui minggu ini:

  1. Edge Screen
  2. Apps Edge
  3. People Edge
  4. Edge Lighting

Mari kita bedah satu persatu

  1. Edge Screen adalah layar lengkung yang berada di tepian bodi ponsel Samsung. Secara harfiah Edge Screen dapat diterjemahkan menjadi layar tepian. Namun demikian demi alasan konsistensi dengan fitur lainnya, saya memandang perlu dicarikan sebuah istilah lain yang nantinya dapat menghindarkan padanan yang dihasilkan dari kemungkinan ambiguitas dan inkonsistensi. Setelah mencari sekian lama, saya akhirnya menemukan istilah Pias yang secara makna merupakan bagian tepi halaman yang tidak bercetak. Sehingga saya mengusulkan agar istilah Layar Pias digunakan sebagai pengganti istilah asing Edge Screen.
  2. Dengan alasan yang sama, saya mengusulkan agar istilah Apps Edge diganti menjadi Aplikasi Pias yang merupakan istilah bagi sederetan aplikasi yang dapat berjalan pada layar pinggir milik ponsel Samsung tersebut.
  3. People Edge merupakan fitur yang memungkinkan pengguna mengelola kontak agar dapat dimunculkan di layar pias. Karena padanan Orang Pias terkesan janggal di telinga, maka saya mengusulkan agar digunakan istilah lain. Pilihan saya jatuh pada Nara yang muradif dengan Orang. Kata Nara umumnya diletakkan di depan, sehingga People Edge dapat disamakan dengan Nara Pias dalam bahasa Indonesia.
  4. Ketika pertama kali membaca Edge Lighting ini, padanan yang muncul pertama kali dalam benak saya adalah Lampu Pias. Ya, Edge Lighting memang memungkinkan pengguna untuk memilih nyala lampu berwarna berbeda untuk kebutuhan tertentu seperti misalnya panggilan telepon masuk dari daftar kontak yang berbeda.
Demikian tulisan sederhana ini saya buat. Kepada pembaca, saya mohon saran dan sumbangsihnya demi kebaikan serta pengembangan bahasa Indonesia kedepannya.

Salam Satu Indonesia