Pada tahun 2011 lalu sempat tersiar kontroversi seputar penggunaan kata bergeming dan tak bergeming. Perdebatan ini sebenarnya bermula dari tulisan harian Kompas berjudul "Panji Koming Bergeming". Melalui cuitan di Media Sosial, Jajang C. Noer mencoba menyanggah pemakaian bergeming untuk makna diam seperti yang ditetapkan oleh para pakar bahasa di Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata bergeming berarti 'diam saja atau tidak bergerak sedikit juga'. Menurut badan bentukan pemerintah tersebut, ungkapan bergeming dengan maksud tidak berubah pendirian itu dapat digambarkan dengan contoh kalimat sebagai berikut.
Politikus itu tetap bergeming pada pendirian yang diyakininya.
Sementara itu, Jajang C Noer dalam rangkaian cuitan di Twitter berkeras bahwa bergeming itu semakna dengan beriak. Memang tidak banyak argumen yang disertakan oleh Sineas Senior tanah air itu terkait keyakinannya bahwa bergeming itu berarti beriak.
Dalam kamus Betawi JD Homan (1868) yang penulis kutip dari artikel kompasiana berjudul "KBBI Tak Bergeming untuk Tetap Bergeming" tertulis keterangan sebagai berikut.
trada geming: ongeschonden (utuh, tak cacat, tak rusak), heelhuidsch (tak luka)
atinya tidaq geming: hij blijft kalm, onder bedreigingen enz (Dia tetap tenang, menghadapi ancaman dll.)
Adanya pernyataan geming pada kamus bahasa betawi di atas sudah barang tentu menimbulkan banyak tanya terkait asal muasal kata ini. Salah seorang sejarahwan bernama JJ Rizal melalui platform media sosial yang serupa menegaskan bahwa ia tak pernah mendengar orang betawi pernah menggunakan kata bergeming ini.
Lantas dari manakah sebenarnya kata ini berasal?
Menurut penelusuran yang penulis dapat dari sebuah blog yang kebetulan sudah dihapus, kata bergeming sebenarnya masih punya pertalian makna dengan kata 'bagamiang' dalam bahasa minang. Seperti diketahui, bahasa minang dan bahasa melayu selama ini memang kerap sekali berbagi kosakata mengingat faktor sejarah yang melatarinya. Dalam bahasa minang, Indak Bagamiang kerap disejajarkan maknanya dengan 'tidak bergeming'. Supaya lebih jelas, berikut kutipan kalimat lengkapnya seperti yang penulis sitir dari sebuah tulisan berjudul 'Bayi Malang Tu Di Kubua Ndak Bakain Kafan'yang dimuat di laman media sosial Facebook.
Tapi lagi-lagi bayinyo indak bagamiang saketek pun. Sang induak pun tatunduak manahan kasadiahannyo dan manitiak'an aia mato nan samakin dareh kalua mangalia dari kelopak matonyo.
Kini sang induak hanyo bisa pasrah manangisi mayik bayinyo nan masih tagaletak di tapi jalan.
Adapun artinnya dalam bahasa Indonesia kurang lebihnya:
Tapi lagi-lagi bayinya tidak bergeming sedikitpun. Sang ibu pun lantas tertunduk menahan kesedihannya sembari menitikkan air matanya yang kian deras berlinang dari kelopak matanya. Kini sang ibu hanya bisa pasrah menangisi mayat bayinya yang masih tergeletak di tepi jalan.
Oleh karena itu, penulis berkeyakinan bahwa makna yang benar dari bergeming tidak lain dan tidak bukan ialah "beranjak, beringsut, bergeser". Sedangkan tidak bergeming maknanya adalah "terdiam, tidak beranjak, tidak bergeser, mematung". Bagaimana pendapat Anda? Silakan tinggalkan komentar Anda di bawah.
Jakarta, Januari 2018
Galing Kusumojati
Sumber:
1,
2,
3,
4